Gombie Sungai Ronah
Usaha gambir udah biasa dilakoni penduduk Pangkalan. Jangan-jangan nama nagari Mangilang, berasal dari kegiatan olah daun gambir jadi ekstrak dan dikeringkan ini.
Modernisasi usaha gambir, kini banyak dilakukan. Dengan dana 50 jutaan, penduduk bisa beli mesin hidrolik dan mengolah getah gambir berskala lebih besar. Di tungku pengampoan, pondok tengah ladang. Dari situ keluarlah gambir yang dikonsumsi pabrik obat kosmetik dan pewarna serta pendamping sugi sirih pinang.
Kawan,
Di Sungai Ronah, Pangkalan, bertahun-tahun terakhir, berdiri pabrik gambir besar lebih modern lagi. Kata ponakan saya, dimiliki oleh orang India. Dalam area pabrik yang dijaga polisi itu, bekerja orang-orang India dan banyak penduduk tempatan. Bahkan ada pojok sesembahan patung, lidi dan abu, untuk orang India itu Setengah ton daun bisa diproses sekaligus. Ditreatment, dipindah melalui ban berjalan, masuk ke kancah penggilingan dan keluar ekstrak kental merah coklat. Kucuran ekstraksi pertama dipisahkan, dan diberi label kualitas primer. Sisa cincangan mesin diulang sekali lagi dan sekali lagi. Ekstrak kedua dan ketiga dicampur untuk gambir kualitas sedang.
Teman,
Jika gambir tradisional kering dalam beberapa hari, maka gambir pabrik India kental seketika karena ditambahi cairan tertentu. Gambir tradisional beku beberapa hari, gambir pabrik India beku dengan pendingin dalam sekejap.
Begitulah, produk kualutas tinggi langsung dikirim ke India. Kebutuhan daun sebagai bahan baku, dipasok dari Pangkalan, bahkan dari Sungai Sasak Riau, dan dari Sijunjung.
Dari sisi Penanaman modal, ini mungkin baik buat kabupaten, namun perlu juga direnungkan, kapan anak negri punya teknologi sama dan jaringan ekspor yang sesuai.
Ramadhan 1446
Buyuang Mipih.
No comments:
Post a Comment